18 November 2006

percaya

Aku ingin percaya. Aku ingin percaya ketika kau berkata bahwa bulan itu memancarkan cahaya. Aku ingin percaya bila kau yang berkata bahwa teletubies itu nyata. Aku ingin percaya jika kau berkata bahwa langit sore berwarna merah muda.



Aku ingin tak berlogika. Logika berkata bahwa mataharilah yang memancarkan cahaya. Logika berkata teletubies itu hanyalah boneka. Logika juga bilang bahwa langit sore itu berwarna jingga.



Mungkin yang aku butuhkan adalah sebuah kacamata, untuk aku mampu melihat sepertimu. Mungkin yang aku butuhkan hanyalah sepasang telinga baru, agar aku bisa mendengarmu. Mungkin yang kubutuhkan hanyalah sebuah hati yang dapat mengerti. Mungkin yang kau butuhkan hanyalah sedikit waktu. Mungkin yang ku butuhkan hanya kamu. Sesederhana itu.



Kita biarkan saja waktu bicara apa, toh tak akan ada yang lebih buruk lagi dari ini. Akan tiba sebuah masa, dimana aku tak lagi percaya logika. Baru kemudian kita bisa bicara empat mata. Kita berdua saja. Tentang ini semua. Atas nama semua yang tersisa, akan aku rebut kembali hari-hari itu.