28 February 2007

Laten

Pukul 11 malam dan telepon itu berdering. Dering yang bising. Aku menggambarkan sebuah wajah lakon dalam babad cerita kemarin lalu. Pasang telinga. Harap yang tercipta, melambung tinggi, hanya untuk kemudian terhenyak dengan kenyataan dan jatuh terjerembab. Dering itu bukan untukku.

Untuk berdiri lagi dengan semua luka yang tergores rapih disetiap inchi tubuh dan jiwa ini bukanlah hal yang mudah. Aku membalutnya dengan seksama, satu demi satu.

27 February 2007

isi otak






*kosong*

26 February 2007

membunuh



Mari kita bunuh seseorang malam ini win,...

Cincang tubuhnya hingga tidak ada yang tersisa, atau jeratkan saja tali pada lehernya. Bagaimana kalau mutilasi? agar tubuhnya tak lagi dikenali. Lemparkan begitu saja sisanya dipinggiran sungai yang membelah kota. Tapi rasanya itu telalu mudah untuknya. Ia akan mati terlalu cepat, bahkan sebelum kau selesai mengumpat.

Benci itu ternyata begitu menyenangkan...

gambar diculik dari http://www.frazerirving.com/home/sketches.html

24 February 2007

Hingga senin kembali datang

Mungkin ada yang menghabiskan waktunya bersama kawan-kawan lama, sekedar bercanda dan saling bertukar cerita. Tentang hari-hari yang telah terlewati, pekerjaan yang melelahkan dan mimpi buruk yang terus menumpuk. Sekedar bernostalgi soal kawan lama lainnya yang tak bisa hadir saat ini dan melegendakan tentang masa lalu yang tak lagi bisa menyakiti.

atau....

Mungkin ada yang akan melaju ke taman kota, menatap rindang pohon dan pancuran yang menghiasi tengahnya. Mungkin akan ada, diantara para penjaja kaki lima lainnya, seseorang yang merogoh kantong sakunya dan menemukan uang koin disana. Mungkin 100 perak saja, tapi itu sudah cukup untuk dilemparnya kedalam pancuran, lalu memejamkan mata dan membuat sebuah permintaan.

atau....

Mungkin akan ada yang menunggu seseorang untuk datang, memandang jam dengan tatapan mata yang resah, bernafas dengan desahan pelan yang resah, mendengarkan setiap gesekan langkah kaki diluar rumah dengan resah, melirik pesawat telepon dengan resah, menantikan dering nada panggil dengan resah, seolah waktu membunuhnya perlahan. Hingga mungkin ia tak berani beranjak pergi hanya untuk pergi mandi.

atau....

Mungkin kau saja yang bercerita? Dimana kau habiskan akhir pekan ini, hingga senin kembali datang.

19 February 2007

Paranoid

Perut yang kelaparan bisa bikin otak kita jadi sedikit paranoid. Seperti diluar malam ini, kabut (atau asap yah?) tebel banget. Kendari bukan Malang, melihat kabut di Malang sih biasa. Kalo dikendari? mungkin ini yang pertama kalinya saya melihat kabut setebal ini. Ngebayangin apa yang tersembunyi dibalik tebelnya kabut bikin saya bergidik. Ga usah saya jelaskan tentang apa yang tergambar dibenak saya tentang kendari dan malam berkabutnya ketika perut saya lapar.

Kembali lagi mempertanyakan keberadaan saya disini, disebuah ruangan dengan komputer berjejer, diantara makan malam yang tidak menggugah selera, janji yang tidak ditepati, pulsa yang tak berdetak dan diluar kabut yang tak kunjung menipis. Untuk pertama kalinya perasaan tidak kerasan itu tergugah bangkit.

"Minum kopi lagi Win?" Kenapa tidak,..... kawan

There's nothing we can do to change her mind. She is a grown-up now. She knows that she's doing what she's not supposed to be doing. But she has made her own choice. To live with it. And to bear all the consequences that might occur along the way. To her, the pain has become somehow addictive. And now she's simply numb. Numb of all the things she used to believe ...
(diambil dari tulisannya Hanny)

18 February 2007

Buat kamu

saya bangun lagi, saya berdiri lagi....
silahkan... jatuhkan saya lagi, tidurkan saya lagi......
Tak usah menunggu saya yang memulai....

17 February 2007

fear

00:13:16 : Many, many years ago
00:13:19 : in a sad, faraway land,
00:13:22 : there was an enormous mountain made of rough, black stone.
00:13:26 : At sunset
00:13:28 : on top of that mountain,
00:13:31 : a magic rose blossomed every night that made whoever plucked it immortal.
00:13:36 : But no one dared go near it
00:13:40 : because its thorns were full of poison.
00:13:52 : Men talked amongst themselves about their fear of death,
00:13:57 : and pain, but never about the promise of eternal life.
00:14:05 : And every day, the rose wilted unable to bequeath its gift to anyone.
00:14:15 : forgotten and lost at the top of that cold, dark mountain,
00:14:20 : forever alone, until the end of time.
-taken from Pan's Labyrinth-

16 February 2007

terus dan terus

...dian kenyataan akan tiba. Dan aku akan merasa kalah.......

Pertama, marah karena merasa kalah. Lalu akan muncul khayalan yang dimanifestasikan oleh otak menjadi sebuah keinginan. Mimpi, mimpi dan mimpi! Aku akan berlari. Mencari sebuah alasan yang bisa dimengerti. Sebuah pembenaran. Kemudian semuanya akan terasa tak asing, kenyamanan karena sebuah keyakinan. Semua terasa baik-baik saja. Hingga rasa rindu muncul menunggu giliran. Mengancam datang disudut ruang. Setelah itu aku akan menyerah. Menekan kembali rumusan angka yang sudah terhafal diluar kepala. Kemudian kenyataan akan tiba. Dan aku akan merasa kalah........

Pertama, marah karena merasa kalah. Lalu akan......


*mbulet ae!*
Serapah yang biasa diucapkan Basuki

14 February 2007

Mimpi bedarah-darah

Mimpi yang menakutkan disebuah tempat yang menyenangkan. Tiba-tiba saja saya ada bersama sebuah keluarga yang saya bahkan tidak kenal. Rupanya kepala keluarga ini adalah seorang politikus elit. Rumahnya tingkat 2. Ada anak balita yang baru saja bisa satu dua kata, tapi dia sudah bisa berlari. Dilengkapi beberapa bodyguard yang menjaga kami.

Kemudian tragedi itu terjadi, satu persatu bodyguard kami roboh bergelimang darah. Muncrat kemana-mana. Termasuk isi kepala mereka. Saya sendiri enggak tahu jelas gimana cara itu kepala bisa terbelah dua, siapapun pelakunya pasti bukan manusia. Saya tidak melihat pelakunya. Ia lebih seperti bayangan saja. Sampai si 'bapak' berteriak, "Lari!!! Ada alien!!" Ya sudah, saya bersama si kecil lari sekenceng-kencengnya. Setiap orang yang kami hampiri, kami mintai tolong, berakhir dengan kepala terbelah. Saya masih ingat di mimpi itu tangan saya bergelimang darah, eh ada juga serpihan daging (mungkin otak kali ya) yang saya pegang-pegang. Kenyal.

Hingga kami berlari ke dalam sebuah van, kalo dipilem holiwud persisi seperti sebuah van tempat polisi nyadap omongan orang, namun ternyata itupun belum cukup. Karena tiba-tiba saja mobilnya berhenti, dan ketika saya hampiri supirnyah, ternyatah si supir juga sudah tewas dengan darah yang muncrat sampe ke kaca depan.

engga penting sih ini,... cuman baru kali ini mimpi dengan begitu banyak orang mati, begitu banyak darah, dan adegan hardcore disana-sini.

Ada yang bilang mimpi adalah representasi dari sebuah keinginan bawah sadar... bah! kalo gitu apakah saya ini ingin membelah kepala orang yah?

.... atau saya hanya ingin lari dari semua ketakutan saya....

07 February 2007

Nikah itu mahal, jauh lebih mahal ketimbang kawin

Aduh gawat! Saya baru saja tahu dari seorang kawan yang sudah menikah, bahwa tidak mudah untuk kami, para kaum pria untuk dapat membawa pergi anak gadis orang (baca:nikah) sini.

"tiga puluh juta itu biasa win, belum termasuk biaya mas kawin, belum termasuk biaya JPS (jaring pengaman sosial) untuk 3 bulan, itu uang hanya untuk pesta-nya aja." Gitu lah kira-kira perkataan dia.

Seperti teringat kata salah satu guru PMP pas SD dulu (yang kemudian diganti menjadi PPKN pas jaman SMA, PMP-nya yang diganti, bukan gurunya...) dimana langit di junjung, disitu bumi dipijak. Memang adat orang sini "mengharuskan" sang mempelai pria membayarkan sejumlah uang, untuk biaya pernikahan dan segala macemnya. Uang sejumlah itu banyak loh, dan harus terhambur karena sebuah pesta yang belum tentu hanya akan ada dalam seumur hidup kita.

Gambaran tentang sebuah pernikahan koboi-koboian yang ada diotak saya langsung terancam punah. Impian tentang saat dimana saya dan siapapun-perempuan-yang tidak-cukup-beruntung-itu berjalan dan mengenakan gaun pengantin kami, celana jeans dan kaos oblong yang bertuliskan nama-nama band keren seperti the used dan Taking back sunday. Acara tumpengan nasi kuning yang dihadiri ama orang se-RT aja, didoakan oleh para anak-anak yatim, memotong kambing dan sebuah panggung hiburan FULL BAND, tempat teman-teman kami berteriak, scream dan para tamu yang ber-moshpit ria. Apakah itu harus tergantikan dengan sebuah acara resepsi pernikahan dengan gambaran gamblang tamu berpakaian batik yang mungkin tidak setengah dari para undangan itu kami kenal.

Ah, ngapain pusing sih... calon aja juga masih belum jelas

04 February 2007

Beauty Contest

You know what? Fuck beauty contests. Life is one fucking beauty contest after another. School, then college, then work... Fuck that. And fuck the Air Force Academy. If I want to fly, I'll find a way to fly. You do what you love, and fuck the rest
Dwayne di film Little Miss Sunshine


Iya setuju Dwayne! Persetan lainnya!