31 December 2006

Marah

[Januari]
Dibuka dengan rintik hujan di sebuah panggung kecil dengan penonton yang tidak lebih dari sekumpulan panitia acara. Ciuman yang dilontarkan ditengah keramaian. Malam yang diguyur hujan habis-habisan. Malam itu kita sempat membawakan lagi lagu-lagu itu. Ketika kita masih dalam sebuah kelucuan, sekelompok awan yang tersapu angin.

Gitar listrik yang terjual, aku tergantikan. Dosa yang tak pernah termaklumkan. Kau berubah. Aku berlari tanpa arah.




[Desember]
Aku menunggu kamu berubah. Aku tidak suka kau yang sekarang, aku benci kamu yang sekarang. Kau berkata kau harus selesaikan apa yang sudah kau mulai, Apakah aku juga tidak termasuk itu? Apakah kau lebih percaya dengan apa yang kau ingin percaya? Apakah aku sekarang hanya menjadi penghalang? Dimana sebuah kata tentang "mimpi yang lain tidak bisa kompromi" sudah menjadi abu. Ketika aku memudar dimatamu. Kau berkata "Where are you when we are getting high?" dan aku menjawab "Where are you when I am getting down?"

Papan catur corat marit yang kita mainkan, permainan peran dan benar-salah. Kamu yang salah. Aku bosan bertutur sopan. Kamu yang salah. Dan kamu tak pernah memperbaiki ini semua. Kamu jahat. Ketika malam itu, aku terkapar, dan kau berjanji untuk pulang tak terlalu larut, kau malah pulang lebih larut dari malam sebelumnya. Kau lebih jahat lagi karena kau meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengulanginya, tapi tetap saja kau ulangi.

Janji yang berbuih. Basi. Brengsek!

Aku berhutang satu kehidupan buat kamu. Ketika saat itu tiba, kau datang untuk meminta. Aku akan menyerahkannya. Terlepas akan kau buat menjadi hidup, atau kau renggut kembali ini semua.........

........................................................ Still, Im addicted to you

25 December 2006

Ka a Ka, Ka I Ki, .... Kaki

Kaki bengkak yang indah. Namanya Kaki kanan dan kiri. Lihat bulunya. k-e-r-i-t-i-n-g. Betis yang terlalu banyak bermain bola disebuah masa ketika lapangan menjadi halaman belakang, ketika jam istirahat sekolah menjadi keseharian.

Kaki yang selalu mampu untuk berdiri lagi saat jatuh terjerembab, lutut yang penuh bekas luka sebagai penanda bahwa yang namanya sakit itu memang ada. Kaki yang aku ajak berjalan kesana-kemari. Kaki nakal yang menendang-nendang kecil betis anak gadis dibawah meja makan. Kaki yang selalu siap menginjak pedal efek ax-1500. Kaki yang pernah tercipta untuk ditakdirkan menendang-nendang dunia bersama mu. Kaki yang dengan ujung jarinya berusaha menarik selimut ke atas agar malam menjadi hangat. Kaki yang pernah menendang seorang mahasiswa ekonomi brawijaya di tahun 2000. Kaki yang pernah digigit anjing kecil ketika aku juga masih kecil.

Melalui kaki ini juga aku gagal. Gagal melakukan eksekusi pinalti. Gagal berlari lebih kencang. Gagal untuk melakukan split. Gagal untuk memisahkan mana bagian bas drum dan mana bagian "cesek-cesek". Gagal untuk tetap tegar dan tidak gemetar ketika anjing gila itu menghampiri kita.

Kaki ini punya ku.

24 December 2006

-burn-

[...burn to ash...]







23 December 2006

gw ini introvert apa engga sih?

Keterangan lainnya menyebutkan bahwa dalam model kepribadian deskriptif individu ekstrovert digambarkan antara lain memiliki ciri dependen terhadap kelompok, easy-going, out-going, tidak teliti, impulsif, gelisah, mudah berubah dan agresif. Sedangkan individu yang introvert digambarkan antara lain memiliki ciri-ciri pasif, menarik diri, pemalu, menahan diri, puas dengan dirinya sendiri, kaku, bijaksana, dan teliti. Sehingga individu yang introvert akan cenderung menjauhkan diri dari orang lain dan kurang nyaman bila bersama-sama orang lain, serta cenderung kurang dependen (Claride dalam Frances & First,1998).

Kadang ada waktu dimana aku berada ditengah kerumunan, aku membutuhkan sedikit banyak waktu untuk "keluar" dan me-recharge energi. Aku juga membenci kerumunan, berada ditengah banyak orang yang notabene aku tidak kenal membuat kepalaku pusing, itu sebabnya aku tidak suka untuk pergi ke mall, konser atau pameran, walaupun itu adalah sebuah pameran komputer tahunan. Pasif? diranjang? kayanya engga deh (hahaha...). Kurang dependen? nah ini. Aku selalu mempercayai bahwa aku adalah seorang individu yang independen, tapi sepertinya tidak.

Sebaliknya, aku juga bukan orang yang teliti. Malah cenderung sloppy. Gelisah adalah sebuah rutinitas seperti menarik nafas. Menunggu jawaban sms dengan gelisah, menunggu dering telepon dengan gelisah, menanti pagi kembali datang dengan gelisah, menunggu nama disebut dengan gelisah, menunggu jemputan dengan gelisah. Mudah berubah? oh tentu saja. Lihatlah blogger ini. Beberapa ada yang bisa dikomentari dan beberapa kali aku lupa untuk meng-enable-kan komentar. Kadang Saya. Seringnya Aku. Sekali-kali Kamu. Berulang kali Kau. Inconsistence.

Seorang teman (baru) memperkenalkan kata intorvert-extrovert, sama seperti kata baru "obsesif kompulsif" dalam kamus otak ini, mungkin itu pilihan yang tepat jika aku harus menentukan penggambaran diantara dua pilihan diatas. Seperti halnya memilih apakah M600 yang support 3G atau W810 yang lebih gaul lagi. Pilihan ga penting tapi tetep aja susah.

eniwei... ga penting banget si isi blog gw hari ini...

Diupdate dari 13-11-2006 5 :55 am

22 December 2006

Disini Kendari

Kendari-Unaha. Puluhan kilometer dari sini. Awal dari sebuah rajutan selimut mimpi. Melintas diantara bukit, mengagumi paras cantik gadis desa yang duduk diberanda. Aku, Mboel, Ewing dan Si beruang madu. Begitu tidak terasingnya kami dengan perjalanan ini sehingga kami sudah punya ritual tersendiri. Berhenti di pitstop pertama, sekedar membeli 16 buah permen mint, rokok dan minuman penyegar, mengurangi kecepatan di depan kampus dan kemudian dilanjutkan dengan melirik genit setiap mahasiswi yang sedang menunggu jemputan. Bicara tentang uang dan seksualitas. Kata lain yang lebih familiar adalah jorok, ya kami bicara jorok. Roda membuat otak kami keruh.

Begini ini, perjalanan panjang untuk satu tujuan. Jika terasa lelah, lebih baik berhenti sejenak. Di jeda antara jarak. Tak perlu memaksakan diri harus selalu berada dibelakang kemudi. Berhenti sejenak dan turun dari kendaraan. Berhenti bukan berarti kembali. Berhenti untuk terus kembali berlari. Hidup juga begitukan? Panjang dan membosankan. Tapi kita tidak bisa berhenti. Kita tidak boleh berhenti.

*******
Kemudian kita akan pulang kembali ke kendari. Bos Yayan akan berteriak menantang maen game lagi. Lina, Kardel, Silkwood, Traxex, Zeus, Naix atau apapun yang kami pilih akan menemani. Setidaknya untuk satu-dua jam lagi. Atau si monyet-botak-tukang-tipu-homoganas sudah siap untuk bernyanyi. Lalu seperti biasa, Balkon sudah siap menanti kami. Hedonisme ala kendari.

19 December 2006

dosa tercipta begitu saja*

Luka, perih, sayatan menganga yang tersisa. Mungkin itu yang sedang aku hibahkan khusus untukmu. Sekali lagi, kita sudah tidak lagi sefaham. Kalau masih ada yang kita maknai, kalau masih ada yang harus selalu berarti, itu hanyalah masa depan. Kamu. Aku. Dahulu adalah masa lalu. Kemarin adalah hari yang terlewati, dan esok adalah harapan. Lusa adalah podium kemenangan. Aku bagian dari sebuah sejarah yang kita ciptakan. Aku tak akan lupa bagaimana berartinya itu. Sebuah cerita lalu. Tapi tidak berarti aku harus hidup menjadi sejarah. Aku hanya bagian, bukan total dari satu himpunan.

Aku selalu membuat pembenaran, kau juga tak luput dari kesalahan. Tak ada yang patut menjadi teladan disini. Kita jauh dari figur sempurna sepasang kekasih saat ini. Jauh sekali. Aku menuntut hak ku, dan kau mempertahankan kewajibanmu. Ini rel kereta yang tak kunjung bertemu. Tak ironiskah itu?

Hanya saja aku telah menyerah. Aku lelah menunggu. Menunggu untuk kau mengepakan rentang sayap rapuhmu menuju ke arahku. Melabrak iringan awan, menentang rayu hempas angin. Karena aku ingin berarti. Karena aku ingin menjadi alasan. Seperti dosa yang tercipta begitu saja. Tanpa harus kau pahami, tanpa harus kau mengerti. Aku ingin kau berlari. Kesini.

Lepaskan semua. Relakan semua. Tanpa harus ada kata maaf atau terimakasih. Itu hanya akan membuat langkah kita tertambat. Kau telah terlambat, beberapa saat, sedangkan aku sepertinya terlalu cepat. Tidak bisakah kau lihat ini semua?

Saat ini, semuanya hanya menjadi kata. Kau benar tentang itu. Makna menjadi sebuah kata. tidak berarti apa-apa. Aku mungkin telah mati rasa. Sudahlah.... kepalaku sudah pusing dan aku ingin segera kencing.

* dari lagu "begitu saja", salah satu lagu pertama yang aku buat

18 December 2006

Maybe Memories

NOA said...

-awalnya mau dimasukin blog, tapi.. berhubung modblog siyal itu lagi lemot.. ya udah nebeng di sini-

08564955****

::Nomor telepon yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan::
Sementara kangen yang meradang di paru-paru sedang aktif, tapi kenop on/off-nya memang berada di luar service area. Kangen ini tak bisa terobati, karena kangen ini bukan penyakit. Kangen ini, buatku, adalah anugerah. Sama seperti sepasang mata untuk melihat, hidung beserta lobangnya untuk mencium, mulut dan instrumen vokal untuk bersuara, sepasang telinga untuk mendengar, lidah dan kulit beserta syaraf-syaraf mungilnya untuk merasa, juga tangan dan kaki untuk bertindak.
Kangen menyusupkan muslihat lewat mataku, membuatnya seolah melihat dia sekelebat lewat. Kangen merangsang hidungku untuk terus mengendusi aroma keringat, yang kuhapal itu, dari kaos hitam miliknya yang kubawa ke mimpi dan bercampur dengan liurku. Kangen kadang bisa menelan senyum di bibirku. Kangen memperdengarkan lagu-lagu kesukaan kami berdua, tanpa harus kunyalakan radio. Kangen menggerakkan tanganku di atas tuts-tuts keyboard ini , menafsirkan sensasi pada sebuah bentuk konkret, seperti seorang Mozart sedang meramu nada. Kangen merasuki kakiku hingga melangkah menuju sebuah warung internet. Posting. Klik.
. . .

Hampir empat tahun. Kangen belum juga renta di telan usia. Ajaib. Bahkan saat kamu cuma dua sentimeter di depanku, kangen pasti masih ngetem di sini. Rapalan mantramu mungkin berhasil untuk meredakan kesal. Tapi yakin deh, nggak akan bisa membunuh kangen ini.

Ada yang bilang, cinta memang gila. Buatku, kangen lebih gila. Enak, gila.

. . .

:: Pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini ::
Anjiz! Gini deh pulsa kalau kedudukannya udah setara dengan denyut nadi.
Ugh… sniff sniff..

. . .

do you feel the same?

23 December, 2004 16:27
Delete
Anonymous said...

Jadi caranya gini : 2000 dipake naik angkutan buat ngambil dos-book-dan charger di MTSN (dan gobloknya kesemuanya itu ternyata ngga ada di sini). Abis itu yang satu pergi lagi ke counter hp. Dan jadilah, c35 bobrok-buluk-suka error-batere ngedrop-sinyal lemah-dan banyak matinya daripada aktifnya itu jadi 3 bungkus porsi besar lalapan telur + teh hangat+ obat+ rokok sebungkus. as quoted from http://duniadede.tk/ accessed on 27 December 2004 21:31

pertanyaan ga penting sih, tapi pengen banget nanya:
btw.. itu hape sapa?

-pot-

27 December, 2004 21:34
Delete
Anonymous said...

haha ga ada komentar deh ma pertanyaan noa.

u got urself 1yr subs to php|arch digital ed. contact me. dan ga butuh jual hape buat dapetin itu, dude :P

01 January, 2005 15:14
Delete

-ikut lenyap-

[... lenyap....]

17 December 2006

Sebelum pergi menjemput

While I'm standing in the river drowning
This could be my chance to break out
This could be my chance to say goodbye
At last it's finally over
Couldn't take this town much longer
Being half dead wasn't what I planned to be
Now I'm ready to be free

So here I am it's in my hands
And I'll savor every moment of this
(the used - Taste Of Ink)
Riuh rendah orang berteriak, umpatan dan makian, disini sudah sebanding dengan doa yang dipanjatkan disetiap sudut surau. Ini surau mereka, ini surau ku.

Youre my one way ticket to bust out. Lets burn sumthin. You and me. Keluar dari rutinitas ini. Lepaskan rantai pekerjaan itu. Aku tak ingin pekerjaan berada diantara kita. Aku disana ada karena aku ingin merasa ada. Tidak ketika kamu harus kembali dan merapihkan semua yang akan kami kembali acak-acak. Itu pekerjaanmu. Dan itu hak kami.

satu meja, tiga stick, es jeruk, sebungkus rokok dan 9 bola berwarna... mungkinkah itu hidup?

15 December 2006

kado

Selamat Ulang Tahun.
Aku telah mengirimkan sebuah ucapan selamat tinggal dengan pita berwarna merah didepan pintu rumah.



















--------potong disini------------

11 December 2006

erwin lagi ngigau!

Jeda waktu yang lama. Aku diam. Dia juga. Tak ada yang mengalir. Hanya merasakan nafas satu persatu. Ini salah. Aku ingin teriak. Aku ingin memaki. Tapi apa? Tak ada satupun alasan untuk angkat bicara. Aku ingin bercerita, tentu tidak padanya, dan bukan pula tentang dia. Terus kenapa aku memanggilnya? Ini gila.

Aku, aku aku dan aku. Dia, dia dia dan dia. Membosankan. Ada berjuta-juta manusia lainnya yang punya nama. Aku juga punya nama. Dia juga. Tapi kenapa harus aku dan dia? Kenapa selalu aku? Apakah memang semua manusia seperti ini. Egois dan akusentris.

Punya rasa itu membosankan. Aku juga membosankan. Dia juga membosankan. Semua ini juga membosankan. Bahkan tulisan ini juga membosankan. Aku tidak pernah percaya ada orang yang sanggup membaca tulisan acak-adul-jefri-budi-wati-sekolah-di-sd-tiga macam ini. Eh, lalu buat apa aku membuat blog? Buat merasa ada ya? Buat bilang sesuatu yang engga pernah bisa buat diangkat ke permukaan lewat tutur sapa ya? Kenapa? Penakut ya?

Apakah aku lagi marah? Tapi marah tentang apa? Aku bahkan tidak tahu apa-apa. Aku ada. Itu saja. Dia juga ada. Entah dimana. Aku marah karena itu ya? Karena "entah dimana". Sebentar, apa yang salah memangnya dengan itu?

Posisi kamu dimana?
Entah dimana.
Dompetnya ilang dimana?
Entah dimana.
jefri-budi-wati sekolah dimana?
sd-tiga
Tuhkan.. tidak semua pertanyaan bisa dijawab dengan "entah dimana"

NB:
Parah!

03 December 2006

Hidup memang tidak pernah bisa sederhana Matt!

j:"This marriage may not mean anything to you"
M : "What? Of course it does.. what are you talking about I,.. I just... I have a lot of stuff going on rite now.."
J : "So do I... It was supposed to be a good thing when I made an associate, You were supposed to be happy for me... But ever since like you get mad at me for getting what I want it, because you haven't..."


Dia ingin memperbaiki semuanya. Dia tak pernah punya waktu untuknya dengan semua pekerjaan ini. Dia terlalu disibukan. Dia ingin menelpon, namun pada ujungnya dia tak akan pernah sempat. Karena dia merangkak, dia hanyalah sebuah polisi lalu lintas biasa, bukan seorang detektif atau pimpinan divisi. Dia merangkak demi karirnya dan melupakan apa yang terpenting.

Dia membuatkan makan malam yang begitu sempurna untuk istrinya. Sempurna, karena ia bisa membaca apa yang ada dibenak istrinya dengan tepat. Terdengar seperti bisikan kecil saja. Dia membuat semua kejutan-kejutan kecil, mengikuti sebuah sirkulasi yang tak pernah ia turut serta berputar didalamnya. Ia ingin menyelamatkan semua yang ia punya. Ia ingin menyelamatkan satu-satunya yang ia punya.

j:"Where were you?"
M :"I was eehm.... I dont know"
J :"You dont know? I kept picturing you in a dicth somewhere... and everytime the phone would ring I thing it was somebody will calling to tell me that you..."
M :"I dont know you care that much...."


Dia merasa ini belum terlambat untuk diselamatkan, sepertinya. Hingga tanpa sengaja ia tahu bahwa masalahnya tidaklah sesederhana itu. Hidup memang tidak pernah bisa sederhana.

J : "Something happen between me and tom..."
M : "....*sigh* You slept with him"
J : "yes"
M : ".....is it over?"
J : "yes.. are we?"
M : "I dont know,..."


*Quotes diambil dari serial Heroes, adegan antara Matt dan Janice.

30 November 2006

Cranberries - Empty 3:26

All my plans fell thought my hands, They fell thought my hands on me.

Bikin perpustakaan kecil sendiri, membangun rumah-kotak, duduk minum teh disore hari, mendengarkan lagu ciptaan sendiri, melihat kurt atau dani berlari-larian, berbincang setelah makan malam, membeli sebuah laptop, membeli gitar listrik baru, punya mobil bukan hasil credit, kasur lipat, menjadi seorang programmer, punya peternakan bebek, punya kebun tebu, bikin cistik lebaran, pergi kerumah nita bersama, ngoleksi bukunya seno gumira,......

All my dreams it suddenly seems, It suddenly seems,.. Empty.

28 November 2006

JOkeR

Pernah main kartu remi¹? Buat sebagian orang mungkin terlalu rumit. Dan buat para penjudi permainan ini tidaklah terlalu menarik karena satu alasan, butuh waktu lama buat menentukan sapa yang menang dan kalah, mereka lebih suka maen 30-an². Tiap daerah juga beda beda aturannya. Ada yang pake joker ada yang engga. Ada yang pake tuyul ada yang ngga pake apa-apa. Ada yang baru boleh buang kartu As kalo udah turun kartu, ada yang engga.

Orang cenderung menyimpan kartu joker untuk digunakan disaat-saat terdesak, ketika tak ada pilihan lain lagi, such as, ketika bubaran atau sesaat sebelum menang. Tidak ada bedanya, dua-duanya adalah akhir dari sebuah permainan. Ya tentu aja, joker adalah kartu yang sangat istimewa.

Tapi apakah istimewa ketika hidup kita menjadi seperti sebuah kartu joker? Orang banyak berharap kepada kita. Tapi kita tidak terlalu berguna hingga menjelang akhir permainan. Kita menjadi pilihan terakhir dari semua pilihan yang ada. Kemana kita disepanjang permainan hidup? Cuma dipegang. Menjadi sebuah asuransi saja. Kita jadi sebuah pil penenang saja. Orang akan memainkan kartu rajanya, kartu As-nya terlebih dahulu. Kita tersisihkan. Kita bukan menjadi pilihan. Sebuah mimpi yang ditundakan. "Tapi setidaknya kita adalah bagian dari mimpi kan?"

Menjadi kartu joker tentunya tidak akan pernah dibuang. Dan untuk saat ini, aku adalah satu dari dua kartu joker itu.


1. Sebuah permainan kartu dengan jumlah kartu sebanyak 52+2 joker
2. Permainan kartu tanpa menyertakan joker. Tujuannya menjumlahkan angka kartu menjadi 30. Kartu Raja dihitung 10, kartu As dihitung 1 atau 10. Sisanaya sesuai angka yang tertera pada kartu. Dibeberapa daerah orang menyebutnya "samgong"(?)

26 November 2006

Hidup kita bukanlah lirik lagu

Drop everything, start it all over
remember more then you'd like to forget
Would you like to forget
Would you like to forget
Drop everything, start it all over
(from:This Photograph Is Proof, Taking Back Sunday)


Aku teringat kamar itu. Kamar yang pengap dan bau. Jendela yang tak mampu meneruskan serat cahaya, terhalang bangunan disebelahnya. Sebuah komputer lemot dan lelet, tumpukan cucian laundry, foto para gebetan, piring bekas sarapan, seprei berantakan bekas tidur tadi malam, tempat sabun dan sikat gigi, tusuk cilok, segelas extrajos atau nutrisari rasa jeruk, sebungkus rokok, asbak dadakan dari botol aqua, tas punggung warna kuning, gitar kopong yang dicat ungu. Catatan lagu, dompet babi, lemari kayu.

Well I've been bleeding well from this old wound.Cleaning it with salt, so it will still feel new • I need a sure thing, and you are a mystery to me • I'm missing your laugh, how did it break? And when did your eyes begin to look fake? I hope you're as happy as you're pretending • I should not be surprised, I should have seen it sooner • I won't ask you. To give up on the things That seem to keep you gone.But I can be gone too • I'll wait until tomorrow. Maybe you'll feel better then. Maybe we'll be better then.²


Aku tak lagi menjadi sebuah mimpi, hanya bekas hitam luka.

¹ Semua adalah lirik-liriknya Dashboard Confessional, ditulis seperti yang ada di cover dalam album Nevermind-nya Nirvana
²Foto diambil dari phillipsdepury.liveauctioneers.com: Salah satu foto dari Tulsa-nya Larry Clark

23 November 2006

kamuakukamuaku

aku kemana aja sih? kok kamu gak pernah denger kabar tentang aku lagi? kan aku punya hape, kamu juga bisa pinjam hape sapa kek buat bales kabar atau telepon. kan ga ada salahnya kalo aku sms duluan. masa kamu terus yang ngirim sms duluan, ya gantian lah. pasti kamu jawab kok. nggak usah worry, pulsamu banyak kok. kan pake kartu pasca bayar. apa aku kelewat sibuk ya? aku mungkin juga lagi ga mau diganggu. ya udah. kamu minta maap deh. bukan maksudmu gangguin hari-hariku. aku harus ngerti itu. maapin kamu yah?

aku baik-baik aja kan? pertanyaan basi sih emang, soalnya pasti aku jawab "fine". tapikan setidaknya itu merupakan jurus yang ampuh untuk membuka pembicaraan. apalagi aku tahu kan, kalo kamu suka speechless gitu. disini sih kamu masih sok nyibukin diri. masih suka lupa makan. kadang malah kamu ga makan seharian. hahahaha... makanya hidupmu datar sekali.

aku udah beli buku lagi? kamu pengen banget baca the cathcer in the rye. ada sih disini yang punya pdfnya. tapi rasanya baca pdf ga senikmat baca buku aslinya. pokoknya kamu harus beli buku itu. entar aku boleh minjem deh.

udah dulu ya. kamu mo makan siang dulu neh. abis itu mo nerusin kerjaan yang terus-terusan terbengkalai. abis kemaren-kemaren kamu kerjaannya ngeluyur terus. hehehe... dah yah salam buat temen-temen. bilang kamu kangen ma semuanya...

22 November 2006

Status Friendster

It's complicated bisa berarti:
1. In a relationship, but having an affair with someone else.
2. In a relationship, but about to break up.
3. In a relationship, but having someone else in the heart.
4. Single, but having an affair with someone or more then one person.
5. Single, but having an affair with someone in a relationship.
6. Married, but about to divorce and having a relationship with someone.
7. Married, but having an affair with someone.

From: Langit-jingga


Sepertinya tepat. Juga sepertinya tidak satupun dari 7 pilihan diatas yang bisa menggambarkan status saya di Friendster.

Damn! even friendster is getting hard these days....

21 November 2006

Logika absen hari ini

Logika absen hari ini. Dia kembali terkena radang flu bingung. Ini sudah yang kesekian kalinya dalam satu bulan ini. Teman sebangkunya, si Akal Sehat, pernah bilang bahwa belakangan ini dia bekerja terlalu giat. Keadaan yang memaksa dia. Memaksakan untuk terus memilah pilihan yang sebenarnya adalah bukan pilihan.

Logika tidak masuk kelas hari ini. Mimpi sangat senang mendengarnya. Dia memang selalu iri pada Logika. Dia iri karena Logika punya banyak sekali teman. Dia iri karena Logika adalah murid kesayangan bapak guru Sang Pribadi. Mimpi iri, karena dia merasa dialah yang punya semuanya, dia punya baju yang lebih bagus daripada baju yang selalu dipakai Logika setiap harinya. Jika Logika tak ada, dialah yang akan menampuk semua kuasa. Dia baru bisa bicara, karena tak ada lagi Logika yang akan mematahkan kalimat-kalimatnya.

Logika sakit hari ini. Rasa merasa sangat kehilangan. Mereka memang bukanlah teman akrab. Hanya sekali dua kali mereka pulang bersama. Kadang Rasa tidak bisa dimengerti oleh Logika. Begitu pula sebaliknya. Hanya saja Rasa adalah orang yang tidak terlalu percaya diri untuk berjalan pulang sendirian. Si Pikiran Buruk yang notabene naksir Rasa mati-matian akan selalu menunggu dengan setia disudut persimpangan jalan pulang. Jika Logika ada, dia tak akan berbuat macam-macam. Rasa juga orang yang gampang sekali terpengaruh, gampang sekali dimanipulatif. Dia serapuh istana pasir, satu ombak bergulung, hilang semua mengapung.

Logika tak ada hari ini. Kami semua akan menjenguknya siang ini. Uang sumbangan dikumpulkan untuk membeli buah-buahan yang diperlukan. Kami semua menyumbang. Kami ingin membawakan untuknya buah realita. Buah yang sebenarnya pahit sekali untuk dimakan. Tapi itu akan membuatnya sehat. Akan membuatnya mampu kembali untuk memulihkan diri.

Logika absen lagi kali ini.

20 November 2006

Operasi Hari ini

Mari kita bedah isi otak ini.

Sayatan pertama, coba lihat itu. Ide-ide itu berlompatan seperti katak. Tidak semuanya harum, bahkan beberapa sudah mulai membusuk lekang dimakan waktu. Bahkan ada yang berlabel baru tetapi sudah bau. Sampah! Banyak juga yang terlihat mulai berwarna. Beberapa ada yang tak bernama. Sebagian malah seperti mati tak bernyawa.

Tangkap yang satu itu! Ide itu berlabel "punya-band-keren", dengan nomor registrasi "19900801-128477051". Ide busuk, untungnya ada beberapa bagian yang nampaknya masih bisa didaur ulang. Direvisi. Dibenahi. Kita cuci saja, nanti kita kembalikan lagi ketempatnya semula.

Sayatan kedua, luka. Percikan darah dimana-mana. Beberapa ada yang sudah mengering, sementara yang lainnya masih mengeluarkan darah segar. Ada yang meninggalkan kerak perih, ada yang sembuh tanpa tersisa. Aku juga tak suka disini. Ini terlalu menjijikan. Lembab, becek dan amis. Kita lewati saja bagian yang ini. Aku mulai mual.

Sayatan ketiga, kita mulai dari sana. Satu-satunya bagian otak ini yang gemerlap penuh cahaya. Mungkin penghuninya suka dugem. Oh... ini bagian bahagia. Tak ada bau amis, tak ada bau busuk. Terang benderang. Harum parfum. Cerah nan megah. Sepertinya ini berlebihan. Masih banyak ruang kosong disini. Aku tak mengerti. Sepertinya kita tidak akan mendapat apa-apa disini.

Tunggu! aku lihat sesuatu. Sebuah kardus sebesar kotak indomie sedang terbujur kaku. Siap untuk diantar pergi, pindah dari sini. Hei, aku mengenali wajah yang ada dilabel ini. Wajah ini kan yang selalu ada di kamar mimpi. Wajah yang tertera hampir disetiap ruangan, mengisi hingga tak terasa hampa. Ah sudahlah... kita teruskan operasi ini. Tidak usah banyak peduli.

Sayatan Keempat, ...
Ini... tak jelas lagi. Label yang tak terbaca lagi. Batas yang tak memisah lagi. Kamar mimpi bergabung dengan ambisi. Kacau sekali. Kasihan, orang ini pasti tak bisa membedakan nyata dan khayalan. Ruang-ruang yang berhimpit, menyempit. Nampaknya ini rusak, cacat produksi? atau kesalahan pada bagian distribusi? Logika disana punya rasa. Ruangan untuk gelisah dipenuhi nanah. Berlendir dan berbau anyir. Aku kembali mual. Kita cukupkan saja sampai sini, sebelum apapun yang menyebabkan ini menular pada otak kita semua.

Jahit semuanya. Jangan meninggalkan bekas. Bagus, nampaknya pekerjaan kita tuntas sudah. Apa?!? Kau tak tahu dimana kau letakkan pisau sayatmu? Jangan-jangan....

18 November 2006

Pesan dalam Telepon genggam

From: xxx (18.11.2006 21:09)
Blm, *** msi d kwinan tar *** kbri kl da d rmh


Tetap membisu. Tak bergetar. Tak bergerak. Deringpun tak ada. Telepon genggam ini diam saja. Seperti batu yang tertancap ditanah merah. Aku gelisah. Layar monitorku bergetar sebentar saja. Aku menatap layarnya, tapi tetap tak ada apa-apa. Dengung itu terus saja menggema.

"Kawinan apa sampe jam segini"
"Gak punya pulsa kali..."
"Emang belum nyampe kali..."
"Kecapean terus ketiduran kali..."
"Lagi ga mau diganggu kali..."
"Hapenya ilang kali..."
"Pergi ngopi ampe pagi kali..."
"Dugem kali...."
"Loe yang ga dapet sinyal kali"
"Loe yang ga dapet sinyal kali"
"kok mikirnya dua kali"
"copy paste kali"


Aku putus asa. Aku letakan telepon diatas meja kerja. Sebegitu rupa sehingga aku masih bisa mengintip layarnya, jika saja ada sebuah pesan yang masuk tertunda, yang membuat ia tergetar dengan halusnya. Ternyata aku tak putus asa, masih ada harapan yang tersisa. Harapan yang aku letakan disana, tepat diatas meja.

Seorang teman sedang mengajakku berbicara. Nun jauh diseberang sana. Perkerjaanku menunggu dengan lugu dijendela sebelahnya. Aku cuma mampu duduk bersandar. Aku tak sabar. Aku memang tak pernah bisa bersabar, walaupun hanya untuk sebuah kalimat yang menanyakan kabar. Aku resah. Aku gelisah, dan kalau aku tuliskan disini "pada semut merah", ini akan berujung menjadi lagunya obbie messakh.

Sekian menit berlalu. Waktu, aku memintamu menunggu, hingga kabar itu masuk terlebih dahulu. Aku rindu.

Dan kemudian ia bergetar. Layar itu berubah, aku menjadi lebih gelisah. Mungkinkah itu kamu? Mungkinkah namamu yang akan tertera disitu? Apakah itu kamu? Aku yakin itu kamu. Sekarang aku yang bergetar, menatap tak percaya dengan apa yang terpampang disana:

From: xxx (18.11.2006 23:55)
*** udah pulang ang.

percaya

Aku ingin percaya. Aku ingin percaya ketika kau berkata bahwa bulan itu memancarkan cahaya. Aku ingin percaya bila kau yang berkata bahwa teletubies itu nyata. Aku ingin percaya jika kau berkata bahwa langit sore berwarna merah muda.



Aku ingin tak berlogika. Logika berkata bahwa mataharilah yang memancarkan cahaya. Logika berkata teletubies itu hanyalah boneka. Logika juga bilang bahwa langit sore itu berwarna jingga.



Mungkin yang aku butuhkan adalah sebuah kacamata, untuk aku mampu melihat sepertimu. Mungkin yang aku butuhkan hanyalah sepasang telinga baru, agar aku bisa mendengarmu. Mungkin yang kubutuhkan hanyalah sebuah hati yang dapat mengerti. Mungkin yang kau butuhkan hanyalah sedikit waktu. Mungkin yang ku butuhkan hanya kamu. Sesederhana itu.



Kita biarkan saja waktu bicara apa, toh tak akan ada yang lebih buruk lagi dari ini. Akan tiba sebuah masa, dimana aku tak lagi percaya logika. Baru kemudian kita bisa bicara empat mata. Kita berdua saja. Tentang ini semua. Atas nama semua yang tersisa, akan aku rebut kembali hari-hari itu.



16 November 2006

Selamat pagi sang puteri

Batang rokok terakhir. Aku lupa untuk membeli yang baru tadi malam. Fiuh, tak banyak yang aku bisa ingat tadi malam. Cuma satu dua saja ingatan. Itupun hanya berupa penggalan. Namun toh pada akhirnya aku terlelap juga diruangan kecil urat nadi kantor ini. Mencoba lagi untuk bermimpi, sebelum esok hari dimulai lagi.

Tapi aku bangun terlalu cepat, masih pukul setengah dua dan mata ini sudah terjaga. Mereka berontak untuk kembali tertutup lagi. Mereka menghasut perutku untuk mendatangkan lapar, meyakinkan tenggorokanku untuk haus dan dahaga. Aku terjaga.

Kau pasti masih merasa lelah. Setelah melewati hari lain yang terasa sangat panjang. Dan hari lain lagi yang akan datang dan dimulai kembali. Kau pasti masih meringkuk disana. Ditempat dimana dingin sering datang menjemput dan kabut menjadi selimut. Sebenarnya aku ingin berada disana. Menjadi orang yang kau lihat pertama kali ketika datang pagi. Mengiringi laju cahaya matahari, bersenandung bersama kicau burung merdu bernyanyi. Akan aku buatkan kau kopi, akan aku oleskan mentega pada sepotong roti, bahkan kalau perlu adanya, akan kuperlakukan engkau layaknya seorang putri.

Ataukah engkau kini telah terjaga. Kau bermimpi apa? Apakah kau bawa aku turut serta? Minumlah air terlebih dahulu, sebelum kau buka semua tirai jendela rumahmu. Sarapan apa pagi ini? Yang pasti bukanlah nasi, ataupun secangkir kopi. Kau tak pernah minum kopi pagi-pagi. Mungkin kentang rebus atau roti dengan selai strawberi. Selamat menikmati.

Kau tahu? Aku selalu menikmati pagi rumahmu itu. Sebuah pintu akan berdecit terbuka, dan kau akan hadir disana. Memandang buram aku yang sedang duduk bersila. Kemudian akan tiba sebuah pelukan, sebelum kita membuka percakapan. Kau akan tersenyum, dan aku akan tertawa, karena kau terlalu lucu untuk terlihat begitu lugu. Kau akan menawariku secangkir kopi jawa dan aku akan menolaknya. Kehadiranmu tak bisa diganti, apalagi oleh hanya secangkir kopi. Kau akan bertanya apakah aku terlelap dengan nyenyak, kau akan bertanya tentang seberapa ganasnya nyamuk malam, kau akan bertanya dan membuat aku untuk berkata "lupa".

Tapi waktu tidak akan pernah berhenti. Tidak akan pernah bisa kompromi. Pagi akan terganti. Peran akan datang dan pergi.

Kamu tahu, suatu hari nanti, aku akan jatuh cinta pada setiap apa yang ada di dirimu. Kamu juga begitu. Jatuh cinta padaku. Dan kita akan melakukan banyak hal bersama. Kita, berdua. Satu hari nanti, entah bagaimana caranya, kita akan bertemu.

Kita, satu hari nanti, akan melakukan banyak hal bersama. Merasakan nyaman yang tumbuh secara perlahan. Dan sampai pada satu titik

ketika aku
atau kamu

di satu senja yang hangat, berucap:

setelah ini, maukah kau makan siang, atau minum kopi, atau menonton DVD, atau membaca buku, atau lari pagi, atau ke bukit, atau mandi hujan, atau menonton konser musik, atau memandang bintang, atau berkemah di akhir pekan, atau pergi ke taman kota, atau ke pantai, atau ke pelabuhan tua jelang sore, atau memanen senja, atau ke kebun bunga, .. atau apa saja, bersamaku? sepanjang hidup? sampai ujung umur kita? ¹



quote diambil (tanpa seijin) dari NegeriSenja

13 November 2006

Loe ga perlu jadi sempurna

Sempurna. Menjadi sempurna adalah seperti membawa sebuah tas penuh dengan batu bata setiap harinya, yang harus selalu kau bawa kemanapun kakimu melangkah. Sempurna bagiku adalah sama nyatanya dengan dongeng sebelum tidur. Sempurna adalah kata yang bagus untuk sebuah judul lagu, tapi tidak untuk sebuah parameter hidup. Sempurna cocok untuk merek sebuah rokok. Sempurna adalah tanpa cacat. Adalah hasil pembagian dengan angka nol. Sempurna adalah milik-Nya, bukan engkau, bukan aku, bukan juga mereka.

Hidup itu tak perlu sempurna, mimpi itu tak perlu sempurna (loe denger ini Ariel?¹). Kau tak perlu sempurna buat mata ini. Atau telinga ini. Karena kau telah menjadi sempurna ketika kau tidak sempurna. Kau telah menjadi sempurna ketika menyadari bahwa kau tidak bisa sempurna. Mungkin tidak bagi dirimu, tapi setidaknya untukku.

Lirik itu tidak sempurna, tapi mereka tetap mampu bicara. Cerita itu tidak sempurna, tapi mereka masih bermakna. Hidup ini tidak sempurna, namun setidaknya ini masih bernyawa. Mungkin tidak bagi dirimu, tapi setidaknya untukku.

Kalau saja sempurna itu ada, tentunya finch ga akan bubar, tentunya inggris yang akan selalu jadi juara piala dunia, dan Pramoedya ga akan dipenjara. Kalo saja sempurna itu ada, maka disetiap sesi bahasa inggris akan selalu dipenuhi anak-anak kreatif dan mau bicara. Kalo saja sempurna itu ada, tentunya kita masih akan ada disana....


1. Buat yang ga tau, Ariel adalah nama vokalis peterpan yang sekarang bubar

12 November 2006

Untuk kau yang sedang jatuh cinta


Love is the closest thing we have to magic.
from the movie "Aquamarine"

Orang kalo lagi jatuh cinta, semuanya terasa indah. Everything feels so right. Dodol terasa seperti brownies, temulawak serasa cocktail dan dangdut serasa hiphop. Semua terasa begitu lucu dan menyenangkan. Kau akan mampu untuk terus berdiri dalam setiap hembus kencang terpaan badai yang datang, you become fearless about everything, about anything.

Kau ingat bagaimana harumnya keringat. Kau akan mampu menulis cerita indah yang selalu ingin kau bagi dengannya. Kau akan mampu merajut nada dan membingkainya menjadi lagu. Kau akan berharap dapat menghentikan waktu. Kau akan merasakan pagi, siang,sore dan malam yang indah. Kau akan berharap bermimpi tentang dia. Kau akan menjadi bodoh, kau akan menjadi cahaya, kau akan menjadi batu permata. Kau akan menangis sembari tersenyum. Kau akan belajar membuat kopi dan memasak.

Kau akan terbiasa untuk mengerti. Kau akan terbiasa untuk berlari mengejar waktu. Kau akan belajar bangun pagi. Kau akan berusaha mandi dengan cepat, menggosok gigi dengan cepat dan berdandan dengan cepat. Kau akan tampil se-sederhana tetapi se-cantik mungkin. Kau akan rela berjalan. Kau akan terbiasa menunggu. Kau akan belajar bersabar. Kau menghapal semua makanan dan minuman kesukaannya, dan berusaha untuk mampu membuatnya.

Kau akan membuat pertengkaran menjadi indah. Kau akan meredam semua amarah dan membuat badai menjadi cerah. Kau akan buta. Kau akan lupa bahwa sapi berkaki empat dan bebek berkaki dua. Kau akan percaya dusta. Kau akan merasa begitu sempurna. Tanpa cela. Kau akan mampu untuk berbohong. Kau akan mampu memilih untuk berbeda dengan semua. Kau akan mampu melawan dunia beserta isinya.

......have a nice love everyone...

11 November 2006


2 jam lagi sebelum keberangkatan....
Sebuah mobil akan menjemputku, awal dari sebuah perjalanan biasa yang untuk kali ini akan terasa sangat hampa. Berjudi lagi dengan hidupku, walau kali ini aku sendiri tidak tahu apa yang sedang aku pertaruhkan, mungkinkah itu adalah engkau

Mungkin sebuah teman berbentuk kotak yang selalu dengan setia dan tanpa mencela akan menantiku, menantikan persetubuhan sempurna dengan setiap ujung jari, mencoba meraih dunia sekali lagi dalam genggaman tangan yang terasa semakin keram dan mengejang. Mungkin sebuah pekerjaan telah lama duduk terlunta sendiri disana, menunggu seseorang untuk datang menyapa, atau mungkin saja hanya panas udara yang tersisa...

Kapan pulang?¹ Pulang? Bukankah aku harus terlebih dahulu menemukan rumah jika aku ingin pulang? Aku akan menemukannya. Pasti. Entahlah itu hanyalah sebuah celah kecil dalam hati, atau sebuah samudera. Aku pasti pulang kesana. Sebuah tempat yang aku sebut dengan rumah... mungkinkah itu?

Apakah aku akan moksa kali ini? kali ini tak ada lagi tanya... hanya sebuah doa yang akan aku bawa serta...

sleep tite... btw have you heard the space between before?

1. kapan pulang diambil dari salah satu lagu Sweeter yang juga berjudul kapan pulang. Sweeter adalah salah satu band indie dimalang.

09 November 2006

easier to run

It's easier to run.Replacing this pain with something numb.It's so much easier to go.Than face all this pain here all alone.

If I could change I would take back the pain I would,Retrace every wrong move that I made I would,If I could stand up and take the blame I would,If I could take all the shame to the grave I would,If I could change I would take back the pain I would,Retrace every wrong move that I made I would,If I could stand up and take the blame I would,I would take all my shame to the grave....

unfortunelly I cant...... it wont change anything

moksa

+ Jadi gimana kabarnya win?
- Baik, baik-baik aja...

+ Jadi gimana kabarnya win?
- Baik, baik kok...

+ Jadi gimana kabarnya win?
- Baik,...

+ Jadi gimana kabarnya win?
- ...

+ Jadi gimana kabarnya win?
-

+ Jadi gimana kabarnya win?